“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, bukan dimanfaatkan, apalagi memanfaatkan,”~
TAMAN BACA KAWAN KAMMI |
Taman Baca di Tengah Daerah Lokalisasi
Dolly -Kala itu saya bertandang ke daerah eks-lokalisasi Dolly, banyak sekali
rumah-rumah yang disegel dan diberi plang “Tanah Milik Pemerintah”. Menjadi
sepi, kata orang kawasan di sini dulu cukup ramai, tiap malam, tiap hari banyak
sekali pengunjung apalagi laki-laki hidung belang yang ingin menemui ‘mangsanya’.
Dering musik yang sangat kencang, dan penghasilan ‘wanita’ tersebut yang sangat
melebihi (Upah Minimun Regional) UMR. Uang sepuluh ribu rupiah pun tidak ada
apa-apanya, namun keadaan sekarang berubah drastis berbalik seratus delapan
puluh derajat. Sempat saya bertemu dengan pemilik warung kopi yang masih buka
di kawasan tersebut, “Dulu sehari saya berjualan bisa mencapai delapan ratus ribu
rupiah, sekarang seratus ribu rupiah saja tidak sampai,” ujarnya. Ia menambahkan, tapi pekerjaan sekarang insha
Allah lebih berkah.
VIEW DARI DEPAN TBM |
RUANG BACA (BANYAK KUE KERING, YIPPI,) |
PAK KARTONO PEMILIK TBM |
Saya pun masih
penasaran, saya menyusuri kawasan tersebut dan memasuki Putat Jaya gg IIA. Saya
menemukan ada yang unik di sini, di tengah-tengah kawasan yang disegel
pemerintah, ada taman bacaan yang membuat saya penasaran, dan saya memasukinya.
Buku-bukunya tertata rapi, banyak macam buku, dan pemiliknya ramah. Adanya Taman
Bacaan yang sering disebut Taman Bacaan Kawan Kammi (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia) adalah untuk mendidik anak-anak di daerah eks-lokalisasi. Anak-anak
yang di daerah tersebut kerap sekali melihat perbuatan yang tak layak untuk
usianya, kehidupan yang berbaur dengan pekerja seks komersial, ma dari itu
bermanfaat sekali jika TBM ini didirikan di sini. Taman bacaan ini sudah dibuka
semenjak 2007 sampai sekarang. Dolly tutup, tapi taman bacaan ini selalu buka
dan tidak dipungut biaya untuk membaca buku-buku di sini. “Silakan pengunjung meminjam
buku, asal buku tersebut jangan sampai dijadikan tempat untuk kulit kacang,”
jelas Kartono pemilik TBM Kawan Kammi.
Hingga saat ini
koleksi buku yang ada di TBM Kawan Kammi semakin bertambah dari donasi para
darmawan yang menyumbangkan bukunya. Pengunjung pun semakin ramai, bahkan ada
pengunjung yang dari luar kota. Harapan kami agar TBM ini semakin bermanfaat,
dan bisa mencerdaskan anak bangsa khususnya di daerah eks-lokalisasi Dolly.
Tabik, Kawan ^ ^