Powered by Blogger.

Awal Bekerja - Jadi Wartawan Itu, Asyik!

by - September 02, 2015

MODEL BY; AYA SLAVINA 
“Pulang bawa berita, gak pulang masuk berita,”~
Ih, quote-nya ngena! Dapat kalimat se-keren itu, tatkala saya sedang duduk di ruangan yang lebarnya lima jengkal tangan, panjang enam jengkal. Sembari duduk dan menikmati musik, tidak memerhatikan apa yang jatuh. “Plung!”

***
Abaikan, abaikan kalimat di atas, hehehe. Jadi gini, postingan ini tentang curcol dan pengalaman saya kali pertama bekerja sih, ketika menjadi wartawan amatir yang masih oon. Untung aja ya, saya imut nan lucu, dan rada oon. Kalau gak ada oonnya berarti saya sempurna, kan tujuan kamu untuk melengkapiku biar sempurna. Ehe. Saya teringat dengan kejadian journalist tertembak mati ketika sedang live membawakan berita. Miris, keren, hebat, terharu, sedih. Jadi gini, Alhamdulillah saya sekarang sudah resmi menjadi wartawan junior. Berjalan bulan ketiga saya mulai merasa tertantang, kenapa? Karena banyak pengalaman yang menarik selama saya menjadi pewarta. Apa aja sih pengalaman saya selama memasuki bulan ketiga ini?

Pengalaman pertama~ saya tertantang bisa diberi amanah untuk meliput daerah eks-lokalisasi terbesar se Asia Tenggara di Surabaya. Daerah yang mana masih berkeliaran mafia pembela mucikari. Bisa bayangin kan, anak perempuan yang masih belia nan perawan ini ketika memasuki kandang mucikari. Tatkala itu saya merinding dapat pekerjaan seperti ini. Tapi gimana lagi, ini adalah pekerjaan saya. Risiko yang saya alami harus saya terima . Itu yang tertempel di jidad saya. Saya Aya, memasuki kawasan tersebut ya Alhamdulillah setelah ditutup sekarang sepi seperti kota mati. Saya mengendarai motor, nenteng tas ransel sambil gendong tas kamera. Di sana ada mafia berbadan gede kayak Agung Hercules masih mondar-mandir. Hati saya ini gemeteran, sembari komat kamit, “Tuhan kalau sampai usia saya hanya berhenti di sini, semoga itu yang terbaik,” merinding! Saya tetap berjalan lurus, sembari melihat kaca spion dan melihat mereka yang matanya masih tertuju ke saya. Keringat dingin ngucur. Ya, Alhamdulillah rumah narasumber saya sudah ketemu dan narasumber saya pun ramah. Saya menghindari mewawancarai mantan mucikari, demi nyawa. Cukup warga terdampak di eks-lokalisasi tersebut. Saya kagum, ada narasumber saya yang dulunya mantan tukang parkir di Dolly sehari ia mendapat penghasilan dua sampai tiga juta rupiah. Gimana booooo? Keren, kan? Eh, tapi setelah penutupan lokalisasi ia bangkrut, mempunyai modal satu juta dan ia buka untuk usaha sablon. Kagetnya saya, sekarang omzetnya 80 juta. Itu duit? Okey, dan setelah saya wawancara saya berniat mencari narasumber lagi dengan cara ngopi di warung dekat Dolly. Ketika saya nanya ke Ibu pemilik warung, “Bu, asli mriki?” tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh besar menghampiri saya dan marah-marah. Matanya melotot, dan mendobrak meja. Saya hanya terdiam, dan menelan ludah. Ya, gitu lah saya hanya bisa nyebut.

Pengalaman kedua~ Ketika saya mengambil foto di daerah JMP saya didatangi orang gila, dia marah-marah ke saya sambil nunjuk-nunjuk saya, dan okey, saya kabur. Mending ketemu mafia daripada ketemu orang gila. Errr

Pengalaman ketiga~Punya Pak Bos yang baik hati super, editor baik, rekan kerja yang ramah. Gak pernah saya bertemu dengan orang seperti ini. Dan, kagetnya mereka sampai mau ngasih saya pengawal untuk liputan. But, I can do it! Jadi gak usah saya dikawal. Dikawal ke pelaminan boleh kok, Pak. Ehee

Pengalaman keempat~ teman saya bertambah, kenalan saya banyak, gebetan nambah, lah! Jadi saya senang sekali kenalan saya bertambah dari satu narasumber ke narasumber yang lain.
MENGEJAR DEADLINE DEMI BELI POPOK BAYI
Nah, dari beberapa pengalaman saya, saya ungkapkan empat dulu. Nanti nyusul. Namun, di samping itu ketika saya menjadi pewarta, orang tua saya tidak mengizini karena ini pekerjaan yang bertarung dengan nyawa. Tapi, Alhamdulillah setelah saya yakinkan mereka saya dapat restu, yippi!  Asyiknya bekerja sesuai hobi, seberapapun bayarannya yang terpenting berkah, dan pekerjaanmu bermanfaat. Dan harapan saya, semoga pekerjaan kita selalu lancar dan dilindungiNya.

Hayoo, jadi apa nih pengalaman yang menarik di pekerjaan kamu? ^ ^

Tabik, manis ^ ^




You May Also Like

41 komentar

  1. Salam manis dari wartawan majalah yang pengalamannya dibola2 narasumber. Haiii...

    ReplyDelete
  2. Weleh-weleh sekarang udah jadi pewarta ih. Keren kak! :D

    ReplyDelete
  3. hati2 ya aya sayang, selalu bismillah dalam setiap langkahmu. Dan penting bgt emg restu orang tua ada ridhonya Allah :)
    btw itu rok foto diatas kok unyuuuuu ceh *eaaaaak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbakyunyaaa akyuuuu, iyaaa mumumuaachh kukan selalu hati-hati :*

      Delete
  4. apa yaaa.... pengalamanku selalu menarik *ditoyor*

    ReplyDelete
  5. seru banget yaaa .. nano-nanooo
    semogaa kamu teruss terlindungii ..*jangan lupa disiram yaaa* *ehapasih*

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah ala kulli haaal.... Segala puji bagi Allah atas semua kejadian dan pengalaman hidup kita ya Ay...

    Semoga bahagia, Aya... Semoga bahagia :)

    ReplyDelete
  7. Waah bacanya jadi nostalgia nih :D

    Dulu, beberapa tahun lalu saya sempet jadi pewarta waktu heboh-hebohnya pejabat daerah korup itu lho. Ada yang seru dan deg2an, ketika demo pasar dan ngejar2 mobil blanwir pake motor supra x jebot alhasil mobil ke mana saya ke mana haha :p Ada yang serem dan tegang juga, pokonya gado2 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. wihhhh kerennn kerenn, ayo ditulis dong, kak biar aku baca hihihi

      Delete
  8. Jadi wartawan capek mak, capek ati karena dibully mulu, IYKWIM, apalagi tempat kerja saya, haha *curcol*. Saya malah mau rehat sebentar mak dr dunia jurnalis...

    ReplyDelete
  9. aku juga pernah jadi reporter ,,
    2 tahun lalu
    seruu sekali loh yaa hihi
    apalagi undangan makan gratis nya
    wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wakakakkaka yang terakhir itu, rezeki tambahann makk

      Delete
  10. Pengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah

    ReplyDelete
  11. Pengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah

    ReplyDelete
  12. Pengalaman yang paling seru dari pekerjaan saya itu ngurusin giro, cek dll huaaaah

    ReplyDelete
  13. Saya jadi blogger personal saja mbak, yang tidak dikejar deadline... hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iyaa sih, but bagi saya kurang menantang wahahhaah

      Delete
  14. wih, ngeri bgt yah. Aku mah gak berani

    ReplyDelete
  15. Seru dan berwarna sekali ya Mbak pengalamannya, saya dulu juga pengin jadi wartawan tapi ga tahu harus kemana cari jalannya, maklum kuper :D
    Kalau saya juga banyak yang dialami kerja di perpus, ntar deh saya tulis di blog ya hi3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nahh bolehh tuh mas tentang perpus dituliss saja, nanti sayaa bacaa hihiih

      Delete
  16. Pulpennya persis milik saya. Nah lo nggak nyambung.
    Hahaha. Dunia baru ya Ay, selamaaaat jadi wartawan. Ih, dulu saya juga pernah punya cita-cita kayak begono. Tapi nggak tercapai, sekarang jadi blogger aja dah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. waahahaa itu pulpennya milik jamaah mak, jadi pada sama. Nah jadi blogger juga sama aja kok, hihihi

      Delete
  17. semoga sukses ya mba dengan karir nya :) good luck

    ReplyDelete
  18. Seru juga ya, ada banyak kesempatan untuk melihat sisi lain dari kehidupan ini =)

    ReplyDelete
  19. Mau dong di-supply berita? *lalusunyi*

    ReplyDelete
  20. Aku dulu punya cita-cita jadi penyiar radio, haha. Tapi sekarang mandeg jadi karyawan, pfff. Tetep seneng sih ngejalaninnya.

    Semoga jadi wartawan yg kuat, jujur dan selalu menyebarkan kebenaran ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh ayoo mbakk jadi penyiar, dicobaa dulu hihihi


      Amiin :D

      Delete
  21. Keren kerja sebagai wartawan
    Pasti bakal sering ketemu artis mba :D

    Sukses terus yah mba sama pekerjaan'a, jangan ngasih berita yang palsu hehehe :D

    ReplyDelete