Powered by Blogger.

Bertamasya ke Desa Wisata Malangan, Bikin Gak Mau Pulang

by - April 01, 2017

Melihat perkembangan wisata di sosial media bikin kita ngiler-ngiler, apalagi ketika tanggalan lagi merah. Jadi, pasti bingung nentuin mau pergi ke mana? Sama siapa, kalau jomblo mah bebas mau pergi sama siapa aja. *TSAH. Ini salah satu lanjutan cerita saya selama di Jogja. Pada akhirnya saya dibawa oleh mereka untuk menikmati Desa Wisata Malangan, di Sleman Jogja.
ayo, om antar keliling Desa Wisata Malangan, Dek
Selama di Jogja merasa lebih tentram, padahal rumah saya di Lamongan juga desa. Ibuk Bapak punya sawah di belakang rumah, tapi tetep aja kesepian. Yaelah, curhat. Jadi selama di Malangan bersama geng, kami diajak oleh Pak Wiji berkeliling di desa tersebut. Banyak sekali yang saya rindukan dari sini, di antaranya;



Pertama Berkunjung ke tempat pembuatan keris Ki Empu Sungkowo Harumbrodjo, di sana bisa belajar bagaimana pembuatan keris sampai ke seni tempa pamornya. Nah lho bingung, pamor itu apa? Pamor yakni, seni di dalam setiap keris. 

Bangga bisa bertemu Mbah Sungkowo, Empu keturunan ke 17 dari Empu Tumenggung Supodriyo yang biasa membuat keris untuk Keraton Yogyakarta. Mbah Sungkowo bercerita, proses pembuatannya yang membutuhkan waktu lama dan mempunyai ritual khusus yang diperlukan untuk pembuatan keris tertentu. Pembuatannya juga membutuhkan konsentrasi, hati yang bersih, dan harus sudah move on.  Kadang, jika suasana hati tidak baik, maka berpengaruh pada hasil pembuatan keris begitu juga untuk pemegang keris. Yang sangat disayangkan pada waktu itu, saya tidak bisa melihat proses pembuatannya, karena adanya pameran di Jogja. *oke besok balik lagi*


Yaah, bukan cuma berkunjung ke pembuatan keris, namun saya juga berkesempatan ke Showroom Batik H & S, serta menyaksikan proses pembuatannya. Di sini memproduksi beberapa macam batik, dari batik tulis, cap, sampai ke printing. Yang sangat bikin hati ingin mengeluarkan uang untuk membeli karena motifnya yang lucu dan bagus. Huhuhu untung sebelum masuk showroom sudah niat agar tidak shoping dahulu, wkwkwkkw. Alesan mulu, Neng, kayak anak 3 SMA. 

Batik yang dijual untuk seragam TPA, sinoman, keluarga, dll tersebut dipatok dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Yaya, wajar batik itu mahal karena prosesnya pun cukup sulit. Ke Malangan gak afdhol kalau belum berkunjung ke sini, tepatnya di Krandon Malangan.

Wait, bukan hanya ada batik di Malangan saya juga Belajar Budidaya Ikan Tawar. Kalau di Jawa Timur kerap menggunakan tambak, yang biasanya cuma menabur benih ikan, ngasih makan, kalau sudah besar ya dijaring. Nah di sini beda, saya pun baru tahu wkwkkw. Bermula dari modal 4,5 juta di tahun 2014 sekarang sudah bisa panen berkali-kali, wajar kalau di pinggir jalan Malangan ini banyak sekali resto seafood, ikan tawar. Lah desanya saja makmur dengan budidaya ikan. Dari ikan lele, gurame, nila pun ada. 


Di budidaya ikan tawar tersebut menggunakan teknologi booster. Teknologi tersebut merupakan cara modern yang sangat efektif agar panen ikannya melimpah dan memudahkan pemeliharaan air. Begitu juga mengurangi risiko gagal panen. Yang mana menejemen booster juga dibutuhkan ketelatenan juga, dengan membuka central drain pada waktu tertentu, yang bisa membuat airnya bersih dari kotoran. Yang paling penting membuang kotoran, jadi gak usah repot-repot nih membuang air kotor dalam volume besar. Pengin tahu lebih lanjut bagaimana budidaya ikannya? Langsung datang ke Malangan!
Dibeli, Mbak. Buat makan saya besok


 hanging up

Yang tidak kalah seru bisa berkunjung ke Sentra Industri Kerajinan Bambu. Sepengamatan saya, mayoritas penduduk Desa Malangan petani, selain itu juga sebagai pengrajin bambo yang disulap menjadi kerajinan rumah tangga yang unik dan bermanfaat. Hasil industri tersebut sudah melalang buana ke mancanegara. Salah satunya yang paling besar di Malangan, Industri anyaman Bambu Tunggak Semi memiliki banyak pengrajin, dan mayoritas orang tua. Dari keuletan mereka yang bisa membuat Indonesia tekenal di mancanegara. Namun, selain Tunggak Semi pun masih ada beberapa pengrajin lain yang mendirikan industri sendiri di rumahnya. Kreativitas itu tanpa batas, siapapun bisa melakukannya, asal niat. SAHH.
 calon kembang desa Malangan
 juragan tahu krezz blusukan
Well done, bagi saya yang paling ngangenin adalah bisa bersepeda dengan sepeda kuno untuk keliling ke Desa Wisata Malangan. Jarak tempat satu ke tempat lainnya gak kayak jarak LDR, semuanya dekat. Duh, surga banget sih tinggal di sana. Menikmati sejuknya dedaunan, menghirup udara pedesaan yang segar, dan eymm orangnya ramah-ramah. 

Jadi, kapan kalian ke Malangan? 



More info 
Desa Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman DIY
instagram: desawisata_malangan
Facebook: Wisata Malangan
Email: wisata.malangan@gmail.com




Tabik, happy traveling ^ ^

You May Also Like

15 komentar

  1. Dek aya berminat merasakan ketentraman malangan lebih lamaa?
    mmm aku tau caranya. Cari jodoh orang malangan *eh

    Ke malangan padahal sudah lumayan lama waktunya, tapi tetepp rasanya kok kurang.

    ReplyDelete
  2. aku pun lebih nyaman ndek jogja timbang ndek omah :)))
    mungkin karena di rumah bisa berinteraksi dengan mantan dadine emoh *eh

    ReplyDelete
  3. Terus terus kalau mau ke Desa Wisata Malangan, dari terminal pusat Jogja naik apa? Berarti ada semacam motel atau losmen tempat penginapan gitu ya, kan desa wisata? Tarif menginap di penginapannya berapa ya?

    Ikut lomba Blog Lenovo Ay, temanya tentang Jogja juga. Sapatau menang kan

    ReplyDelete
  4. Kok nggak ada fotonya Pak Wiji ya? Apa aku yang nggak liat?
    Kudu ke sana lagi buat bikin keris hahahahhaha

    ReplyDelete
  5. Yaiyalaaah gak mau pulang, jelasss... wkwkwkwk itu kenapa gt banget fotoku yak, syemmm macam mbokembok di pasar eh :(

    ReplyDelete
  6. Ah, calon kembang yang gak mau pulang, Pak Wiji, pulangkan anakmu :(

    ReplyDelete
  7. Jogja memang bikin betah. Kampung halaman buat siapa saja...

    ReplyDelete
  8. huwa seru banget trip ke Malangannya,aku belum pernah tau ada tempat ini di Sleman thanks for sharing kak. Btw batik tulis proses pembuatannya emang cukup panjang dan butuh ketelitian si "pelukis"nya yah wajar sih kalo kain batik tulis jadi mahal deh yaa

    ReplyDelete
  9. seru banget yaa.. coba aku ikutan

    ReplyDelete
  10. Uuuaaappiiik yo Ay.. pingin mrunu akoooh

    ReplyDelete
  11. Hai calon kembang desa Malangan.. jadi kapan meresmikan titel kembang desa Malangan? Biar gak ada kata 'calon' lagi di depannya :D

    ReplyDelete
  12. Aya mah gitu,,,, bikin akunya pgn ikut

    ReplyDelete
  13. Mbak mas kowo alias empu Sungkowo adalah calon kakak ipar ku yang gagal hiks...

    ReplyDelete