Powered by Blogger.

Lamongan dalam Sepincuk Nasi Boran

by - October 20, 2017

Saya yakini setiap daerah pasti memiliki keistimewahan masing-masing, apalagi dalam kulinernya. Salah satunya, Lamongan kota kelahiran saya yang kerap disebut sebagai Kota Soto. Ya, tak ayal pasti banyak yang menyebutnya Kota Soto, atau terkenal juga dengan bandeng lele. Mungkin, wawasan seperti itu masih kurang luas, karena Lamongan juga terkenal dengan adat dalam melamar juga.
 
sepincuk nasi boran
Kalian tahu, yang kita lihat dalam acara yang sakral, biasanya si pria meminta perempuan, namun di Lamongan beda. Perempuan yang datang ke rumah pria untuk meminta ke keluarganya. Mungkin, jika adat tersebut masih dilakukan dalam era sekarang, banyak perempuan yang tidak rela, ya karena gengsi. Belum lagi kalau ditolak. Perih. 

Kerap saya mendapat omongan “Wah pasti nanti kamu yang melamar ya, bukan dilamar?” Tidak, Alhamdulillah keluarga saya tidak asli Lamongan, namun pendatang. Jadi, sah sah saja jika saya dilamar, bukan melamar.

Selain adat melamar yang belum kalian ketahui, masih ada satu kuliner yang terkenal di Lamongan namun belum terlalu kondang untuk dikenal, Nasi Boran. Nasi Boran — boran sendiri adalah wadah atau tempat nasi, yang dibuat dari anyaman bambu, mungkin masih bisa ditemui di pasar tradisional. Dan setiap penjaja nasi boran identik menggunakan boranan, jika tidak, bukan nasi boran namanya, namun pecel, ehehhee.

Apa saja isinya? Lauknya sendiri macam-macam, dari ikan sili, telur dadar, bandeng goreng, ikan kuthuk, ayam, ceker, gimbal menyok (terbuat dari singkong), telur asin, yang tidak bisa dilupakan adalah empok.
 
lagi sepi-sepinya, kalau rame orangnya gak kelihatan
empok dan teman-temannya
Empok — adonan tepung yang dicampur ragi, air, garam, bawang putih, yang dibiarkan mengembang terlebih dahulu sekitar 1-2 jam, lalu dibentuk bulat dan digoreng, rasanya ya seperti tepung tapi sedikit asam, dan enak. Empok atau empuk selalu disandingkan dalam nasi boran, kalau tidak ada, rasanya kurang sempurna.

Selain itu, masih ada urap-urap, atau kalau di Lamongan akrab disebut krawu. Nasi boran bisa disantap dengan ikan yang kita inginkan, dihidangkan di atas daun pisang, lalu diguyur dengan sambal boranan. Sambal yang khas tersebut, dari bahan rempah-rempah yang diuleg, ditambah cabai, dan tidak lupa dengan tambahan kelapa yang halus seperti srundeng. Kalau sudah jadi sambal, kelapanya sendiri tidak terlihat dan tidak terasa, hanya nikmat di lidah.
ikan sili dan teman-temannya
ceker dan temannya
sempurna
Di Kabupaten Lamongan, di mana-mana ada penjual nasi boran. Biasanya terdapat di atas trotoar di tengah kota. Paling banyak ditemui di sepanjang alun-alun Lamongan. Namun rekomendasi saya sendiri untuk nasi boran terenak cuma di Made, tepat setelah jembatan Made hanya ada di pagi hari. Terlihat dari ramainya, kalau sudah antri bikin orang kesal. 

Sepincuk nasi boran harga mulai 8000, tergantung lauk yang diinginkan. Kalau andalan saya adalah ceker dan telur dadar, itu paling nikmat dan sudah bikin kenyang. Sepincuk nasi boran, ada nasi, empok, urap-urap, telur dadar, ceker, diguyur sambal ibarat kesmpurnaan kota kelahiran saya ini. Maka dari itu, salah satu yang menjadi alasan untuk pulang adalah nasi boran.

Untuk kalian, mari berkunjung ke Lamongan, dan rasakan kenikmatan nasi boran Lamongan.

Tabik,


Semoga bermanfaat ^ ^


You May Also Like

8 komentar

  1. Nasi boran hampir mirip dengan pecel, tapi bedanya pake nasi. Wkwkwk. Terus cekernya bikin nelen ludah, Ay! :(

    ReplyDelete
  2. Aku bayangin pedasnya hahahahha. Menu segitu udah kenyang kah? *eh

    ReplyDelete
  3. waduh, sampai adiku mau lulus dari mondok di lamongan, aku belum kesampaian ke situ

    ReplyDelete
  4. Ya ampuuunnn, kebayang rasanya aku. Pedes kan ya mba sambelnya? Salah satu yg bikin aku suka makanan jawa timuran itu krn pedes :D.

    ReplyDelete