Powered by Blogger.

Kembali ke Teluk Asmara Malang

by - November 10, 2017

Siang itu aku sudah tiba di Kota Malang dengan riuhnya suasana, tidak ada tanda-tanda dingin menghampiri. Belum tahu, berapa ratus orang yang rela pindah di Kota Apel tersebut, karena yang kuperhatikan jalanan sedikit macet. Sambil mendengarkan lagu-lagu indie di mobil travel kami, aku memerhatikan jalanan menuju Teluk Asmara tujuanku saat itu. 
gadis di Teluk Asmara

Dalam perjalanan yang hampir memasuki 3 jam, aku memilih tak memejamkan mata sedikitpun, meskipun sedikit lelah karena Dek Anggar yang terlihat capek, ia tertidur dan sesekali bersandar di pundakku. Ingin kubisikkan ke telinganya, "Dek, berat," apa daya kasihan melihatnya pulas istirahat. Kanan kiri yang ku lihat hanya awan putih, langit yang biru, dan pohon-pohon menjulang tinggi. Pun suara sedikit burung menyambut cuaca yang cerah. Bukan hanya itu, aku pun menemui satu dua motor yang melintas di jalanan yang berliku-liku, naik turun, sedikit membuatku mual. Pada saatnya, 3 jam itu berakhir.

Mungkin ini adalah doa-doaku yang sudah dikabulkan-Nya. Pernah kurapalkan, ingin kembali ke Teluk Asmara lain waktu, hari, dan lain teman. Dan sekarang sudah tiba waktunya, singgah dengan mereka kawan-kawan baruku. Kali ini menikmatinya dengan sudut yang berbeda, ya dari low angle. Rupanya tak banyak berubah dari kunjunganku beberapa bulan lalu bersamanya yang gagal camping di virgin beach tersebut. Memang benar adanya, pantai yang berlokasi di Desa Sumbermanjing tak membuatku bosan.


BTA
Mbak Leon in frame
Teluk Asmara
happy in frame
BTA begitu yang tertulis di gapura memasuki Teluk Asmara. Meskipun jalanan yang berpaving, namun cukup lelah juga untuk raga seusiaku. Menua. Berjalan kaki mungkin sekitar 5 sampai 10 menit Teluk Asmara dari sudut bawah dapat dinikmati. Rupanya banyak sekali muda mudi yang bermain voli. Begitu juga ada yang memilih bermain air, ya karena ombak di pantai tersebut cukup aman untuk berenang di tepi. Di Teluk Asmara, sedikitpun ku tidak melihat celah orang-orang yang bersedih, semua senang, tertawa menjadi satu karena asrinya cuaca saat itu.

Beberapa bukit yang besar di pantai rupanya hal tersebut menjadi daya tarik wisatawan. Namun lebih bagus jika dinikmati dari atas bukit. Niscaya kalian akan menemukan keindahan yang melebihi dari sudut bawah. Jika kuperhatikan pantai tersebut sedikit mirip dengan Pantai Payangan di Jember, jika kalian pernah ke sana pasti merasakan hal yang sama sepertiku. Namun, bedanya di Teluk Asmara menjuarai pasirnya yang putih. Sedikit kecewa karena beberapa masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Padahal sudah banyak tempat sampah yang tersedia. Siapa lagi kalau bukan manusia? 
lelah bergoyang
bertemu artis
pulang
Tepat jam 4 sore, aku dan kawan-kawan menyudahi perjalanan di Teluk Asmara. Aku membawa oleh-oleh rasa bahagia dan bangga kembali ke Surabaya, dan saat ini bisa kuceritakan untuk pembaca yang mencintai tulisanku. Pada akhirnya, aku memendam optimisme yang tinggi akan pantai, laut sebagai tempat wisata yang harus dijaga kelestariannya untuk masa depan yang cerah tentang pesisir Indonesia, salah satunya dari pantai Malang bagian selatan.

Tabik,

Semoga bermanfaat ^ ^

You May Also Like

7 komentar

  1. Jadi kangen sama Teluk Asmara. Ada kenangan sih di sana. :D Hehehehe

    ReplyDelete
  2. Namanya cantik, ya? :D Jadi pengen ke sana. Pemandangannya juga cantik.

    ReplyDelete
  3. Waah aku belum pernah dengar, apalagi main kesini.
    Nambah lagi deh daftar di wishlist :( huehuee.

    Ya Allah semoga dipercepat kesiniii >.<

    ReplyDelete
  4. Iki itungane termasuk "wahana baru". Perhutani nemu ae hahahaha

    ReplyDelete