Powered by Blogger.

Ngopi Bareng KAI, dari Surabaya Hingga Bandung

by - September 16, 2018


Siap ngopi bareng KAI
Keberuntungan hari kemarin, tepat pada tanggal 10-11 September 2018. Dapat keluar dari rumah dan segera menghirup hawa liburan, bak orang kantoran. Traveling kali ini memang ada tujuan, yaitu memperingati ulang tahun KAI yang ke-73. Serunya ada event yang cukup besar, ngopi bareng KAI  dengan bagi-bagi 50 ribu cup kopi, FREE! Acara yang super meriah tersebut digelar di 12 kota, 15 stasiun, 40 kereta api, dan 200 barista, salah satunya di Stasiun Gubeng Surabaya, dan kereta yang ku tumpangi nanti, Turangga si eksekutif yang gesit. 
Suasana Ngopi Bareng KAI Di Gubeng-Surabaya
Keberangkatan Turangga dimulai dari Stasiun Gubeng Surabaya pukul 16.30. Terlihat sekitar sepuluh stand pembagian kopi berjajar rapi. Barista dengan ramah membagikannya, sembari menjelaskan kopi-kopi andalan mereka. Diri ini bukan manusia yang gila kopi, seperti kawan-kawanku pada umumnya. Yang ku tahu cuma kopi sachet, tapi perihal robusta dan arabica lumayan tak asing di telinga. Mata ini tertuju ke kedai pertama, sekaligus barista yang nanti akan menemani selama 12 jam di kereta, Kopi Bunda Ranto. Alih-alih kopi pertama yang ku coba tidak mengecewakan, pantas saja disebut kopi nusantara, yaitu Kopi Tahes, kopi herbal untuk kesehatan. Si robusta yang sudah dicampur dengan rempah-rempah, pantas saja rasanya sedikit mint, dan hangat di perut.

Sensasi ngopi bareng KAI di kereta Turangga
Hati yang sedari tadi tidak sabar untuk menaiki Turangga, akhirnya kini tercapai. Aku dan kedua barista, kenalkan mereka yang akrab dipanggil Fariz dan Hans. Kami pun berjumpa dengan prama-prami, sekaligus kondektur yang akan mengawasi keamanan nanti. 200 cup kopi akan dibagikan untuk perjalanan pulang pergi di gerbong kereta, dengan menunjukkan aplikasi KAI. Rupanya antusias penumpang sungguh gesit untuk mendapatkan segelas Kopi Tahes secara free.
Mas Hans dan Fairuz menyiapkan kopi
Ngopi di kereta
Kondektur menikmati free kopi
Memasuki dua jam perjalanan, aku duduk di pinggir jendela, suara kereta yang tak sebising kereta ekonomi kali pertama aku naik. Mendapati swastamita di awal perjalanan, sunggguh membuat perjalanan semakin berwarna. Ditambah petak sawah hijau bak bergerak mengikuti arah kereta api. Aku pun menyaksikan lalu lalang penumpang di gerbong restorasi dengan segelas kopi di tangannya, senyum di bibir mereka saling sapa dengan barista. 

Mataku belum terlelap, hingga pukul delapan malam, karena efek kopi sore tadi. Ditambah suaramusik dangdut yang didendangkan di speaker. Malam semakin larut, kantuk pun tiba, rupanya mata ini butuh istirahat meskipun seberapa banyak kopi yang ku teguk.
Pembagian free kopi di kereta
Pembagian free kopi oleh prama
Ngopi bareng KAI di gerbong Turangga
Penumpang asyik menikmati free kopi
Selamat Pagi, Bandung
Bandung pukul lima pagi, rupanya cuaca tak seberapa dingin seperti yang ku bayangkan. Bergegas menuju penginapan untuk beristirahat, demi melanjutkan menyisiri Kota Bandung, nanti. Hanya punya waktu sekitar 5 jam, aku bergegas menuju Jl. Asia Afrika, Alun-alun Bandung, Braga, kemudian kembali ke stand kopi nusantara yang ada di stasiun Bandung. Ternyata benar, menikmati Bandung tidak cukup dalam waktu sehari, dua hari, apalagi 5 jam. Haha. Asaku akan kembali lagi ke Kota Kembang secepatnya. 
Arunika di Bandung
sejenak di Bandung
Sejenak di Bandung
Sejenak di Bandung
Metode V60
Biji kopi "KOPINA"
Biji kopi "KOPINA"

Pukul lima sore aku sudah kembali ke stasiun, sembari keliling stand kopi yang digelar. Terpikat dengan seorang teman yang merekomendasikanku ke tempat kawannya, Kopina namanya. Konon kopi dan kata “na” yang berarti “nya” dalam bahasa Sunda, jadi kopinya, kopinya. Segelas Yellow Honey di tangan, untuk kali ini si empunya menyeruku menyeduh si Arabica yang tanpa gula. Rasanya nikmat, padahal aku tidak seberapa suka dengan Arabica karena terkadang asam. Kopi asli dari perkebunan Pengalengan tersebut rupanya lebih nikmat ditambah si Javaren, atau gula aren asli. Sungguh, nikmat!

Stasiun Bandung
Ngopi Bareng KAI di Bandung
Ngopi bareng KAI
Tetep pilih kopi
Siap
Tergoda
Live music sebagai penutup

Selain Kopina masih banyak yang memeriahkan, seperti Rayuan Kopi yang identik dengan barista gondrong dan jenaka, kemudian Warung Boko, dan masih banyak lagi. Nyatanya waktu bergulir cepat, alunan lagu Di Radio dari Gombloh nyatanya lagu perpisahan event kemarin.  Tanpa ngopi bareng KAI dengan Komunitas Kopi Nusantara, warisan Indonesia sepertinya masih kurang tersohor. Terima kasih, Bandung, KAI, Komunitas Kopi Nusantara.

Tabik,





You May Also Like

17 komentar

  1. Kalau waktunya pas banget seperti ini enaknya kita bisa menjelajah tiap sudut tempat dengan objek mereka yang menikmati kopi. Sayangnya pas acara ini aku nggak di Jogja. Padahal di sana juga ada stand ngopi

    ReplyDelete
    Replies
    1. padahal kalo dateng ke stand, bisa ngopi sampe mabok wkkwkw

      Delete
  2. Fotonya cakep-cakep say, seru banget bisa jjs sejenak, aku nyampe jam 1 malam di Bandung balik lagi jam 6 pagi, piluuu...

    ReplyDelete
  3. ini ngeliat foto-foto bentukan kereta, kok jadi ketinggalan zaman ya rasanya. udah makin keren-keren semua uy

    gue sendiri malah baru tau ada yang namanya kopi tahes dan kopi herbal gitu. penasaran gimana rasanya. gue enggak paham soal kopi juga sih, tapi untuk sekarang sedang asik buat menikmati kopi tanpa gula. karena gula bikin badan gemuk. eheuehueheu

    *salim sama blogger serta senior di mahad
    wk

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf, siapa yak? Gak salah nih blogger senior ke mari, seneng akutuhhhh :(

      Delete
  4. Kopi oh Kopi . ternyata Kopi Indonesia banyak sekali macamnyaaa

    ReplyDelete
  5. acara yang sungguh keren dan semoga terus diadakan secara rutin

    ReplyDelete
  6. Seneeng akhirnya bisa ketemuan sama Ayaaaa di Stasion, meski terbatas waktu..
    Ngopi Bareng KAI #2 nih emang bener2 Journey yaaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. HAHAHHAHAH, Gara2 ngopi bareng kai kita bersua, Teh

      Delete
  7. Aya fotonya bagus-bagus bangeeet. Dan yes, lewat acara ini juga akhirnya aku berani coba minum kopi lagi. Hihihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, Mbakk, aku biasanya minum sachetan wkwkkwkwkwkwk

      Delete
  8. Duh ya, entah kenapa tanpa free kopi pun biasanya aku pesen kopi waktu naik kereta. Paki nyokelat, malam ngopi. Asik aja gt minum kopi sembari ngintip pemandangan ke luar jendela :) anw, terpesona sama jepretan mbaknyaaa :")

    ReplyDelete