MENULIS BUATMU TERANCAM KEREN – KF ROADSHOW SURABAYA
Kampus fiksi adalah pelatihan program
menulis, yang diminati banyak dari penulis pemula. KampusFiksi tersebut start bulan April 2013. Angkatan pertama
tanggal 27-28 April 2013. Semua peserta tinggal datang ke Jogja, dan tim akan
menjemput. Dan, lebih hebohnya Free! Makan, nginep, sampai jalan-jalan dan
buku-buku gratis. Bersama #TimTentor, pendiri #KampusFiksi mengajarkan mereka
nulis dengan praktis. Setelah pelatihan , mereka yang serius dibimbing online
olehnya dan tim, sampai mereka benar-benar bisa menulis novel yang layak
terbit.
Kampus Fiksi bukan hanya
diselenggarakan di Jogja saja, kadang Kampus Fiksi juga menyelenggarakan di di
berbagai kota, Surabaya misalnya; Kampus Fiksi RoadShow Surabaya, merupakan kali pertama diselenggarakan di
Surabaya. Workshop tentang pelatihan
penulisan tersebut, diadakan pada Minggu 25 Januari, tepatnya di Gedung Merah
Putih, Balai Pemuda. Acara ini diselenggarakan tanpa dipungut biaya, sehingga
pesertanya pun melebihi batas kuota yang ada. Dari kuota untuk 200 peserta,
tapi yang hadir pun lebih dari itu. Karena workshop
tersebut bersifat gratis, dan sangat bermanfaat, maka dari itu banyak calon
penulis ataupun yang sudah jadi penulis hadir dalam acara tersebut. Pesertanya
bukan hanya dari kota Surabaya saja, dari Mojokerto, Jombang, Malang, dan
kota-kota lainnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Edi Mulyono, selaku
pemilik Divapress, dan pendiri kampus fiksi.
Acara yang
dimulai pada pukul 10:00 WIB, dan dibuka oleh Avifah Ve diikuti dengan antusias
peserta yang semangat. Sebelum memasuki materi yang akan diberikan, ada
pemilihan UNSA (Untuk Sahabat) sebagai Ambassador 2015 adalah Ken Hanggara. Dan
kemudian dilanjutkan untuk materi, yang mana ada dua pemateri dalam acara ini,
yang pertama oleh Qurotul Ayun materi tentang; “Self Edit”. Materi yang menjelaskan tentang, proses membaca ulang
karya sendiri sembari memerhatikan keutuhan cerita dan kelayakan baca.
Mengapa
perlu Self Edit? Self Edit perlu,
karena memperbesar kemungkinan naskah diterima penerbit. Yang perlu
diperhatikan, dan diedit untuk naskah sendiri; Keutuhan cerita (POV Sudut
pandang), logika cerita (Setting, waktu, tempat, tokoh), kalimat (tata bahasa
yang baik, bukan membatasi gaya penulis), tanda baca dan kosakata (posisi dan typo). Tanda baca saja bisa menyelamtkan
nyawa seseorang, misal memperhatikan kalimat “Ayo makan Ibu”. Harus
dibandingkan dengan kalimat “Ayo makan, Ibu”. Selain itu, ada juga yang perlu
diperhatikan adalah, dalam penggunaan kata yang seseuai dengan KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Maka dari itu, Self
Edit pada dasarnya memang penting sekali. Bukan hanya untuk naskah yang
ingin kita terbitkan, dalam penulisan di website
pun sangat penting. Untuk mengurangi pembaca yang kurang paham dalam membaca
artikel di website.
Pemateri
kedua dijelaskan oleh rektor Kampus Fiksi adalah Edi Mulyono. Edi Akhiles pria
kelahiran 13 November, yang lahir di Lalangon, Manding, Sumenep, Jawa Tengah.
Suka juga pakai nama pena Edi Ah Iyubenu. Nama pertama kalinya adalah Herman
Hidayatullah, lalu diganti Edi Mulyono. Ia pendiri #KampusFiksi pada 27 April
2013, sebuah program pelatihan menulis fiksi (Emas, Reguler, Spesial, dan RoadShow), dengan alumni yang sudah
ribuan jumlahnya, yang sudah mencetak banyak cerpenis dan novelis. Dan,
hebatnya, semua program yang didirikannya itu free! Owner DivaPress ini sangat aktif di dunia literasi dan sastra. Ia
menjelaskan tentang “Tips dan Trik Menulis Fiksi (Cerpen atau Novel)”. Banyak
yang ia jelaskan dalam materi tersebut, dari Masalah-masalah umum teknik
menulis, Writer’s Block, Bagaimana mencari
ide unik dalam novel, dan sampai tentang Bagaimana cara memperkaya diksi. “Jangan
percaya pada ingatanmu. Ketika ide datang, tuliskan! Simpan sebagai tabungan”
kata pendiri Kampus Fiksi tersebut.
Aku tanpamu, tidak bisa foto se-kece ini, Pak.
Terima
kasih, sebanyak-banyaknya untuk penyelenggara, sudah mengadakan Kampus Fiksi
Roadshow di kota kami Surabaya. Sangat bermanfaat! :D
15 komentar
Saya juga pengin ikut acara ini loch, tapi belum daftar. Jadi saya ambil yang SS saja di Opak.
ReplyDeleteKalau ada lagi saya akan ikut
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Surabaya
Wiih, komentar pertama dari Pakdhe, inggih Pakdhe, saya aja itu telat. Tnpa mendaftar pun, bisa lho Pakdhe. Salam kenal Pakdhe. :D
ReplyDeleteraditya dika juga pernah bilang, kalau menulis bisa membuat kita terlihat keren :))
ReplyDeletengomong2, followback blog dong :)
Deletehohoho
Iya, quote yang kece, kayak aku. :)
DeleteOkeh, follback nanti kalau on via PC hhihihi :D
Terus setelah mengikuti pelatihan ini udah ada rencana buat novel atau sudah terbit novelnya?
ReplyDeleteSedang (PROSES), Mas. Doakan saja. :))
Deleteamiien, pengen baca novel Aya deh
ReplyDeleteAamin, muehehhe,
DeleteSumenep itu Madura, Jawa Timur :)
ReplyDeleteAstaga, bukan typo yang biasa. Terima kasih, Kak untuk pembenarannya. Iya, Sumenep itu Jawa Timur. :))
DeleteNew balance
ReplyDeleteOmaigat. :|
DeleteAda Papih, :D
*gugup*
Resiko yang harus ditempuh seorang penulis adalah terancam menjadi keren :)
ReplyDeleteWah aku juga alumni kampus fiksi mbak
ReplyDelete