Kalau orang
Belanda bilang, Sweet Escape to Menganti
gitu lah pokoknya. Mengincar suatu wisata yang belum pernah didatangi adalah suatu kenikmatan. Apalagi kedatangan saya adalah untuk pelarian dari hiruk pikuk kota, sepertinya niat ini salah besar. Tempat wisata bukan untuk pelarian, datang, menenangkan diri, kalau sudah tenang, pergi. Hvt.
Mungkin tidak menjadi suatu masalah yang penting tetap menjaga, melestarikan, dan mengeksplor yang bermanfaat. Pernah berandai-andai, jika saya bisa mengeksplor semua kekayaan dan warisan Bangsa Indonesia, mungkin saya sudah dijuluki sebagai milyader pariwisata. Tidak apa, untuk saat ini saya menabung terlebih dahulu, tabungan kali ini menuju Pantai Menganti di Kebumen.
Pesona Lembah Menguneng |
Telusur Pantai Menganti
Pantai yang konon dari cerita warga, alkisah seorang raja yang tidak direstui hubungannya oleh sang orang tua (GUE BANGET, AHELAH). Dan raja tersebut meninggalkan rumah dan menemui kekasihnya di tepi samudera, namun kekasihnya tak kunjung datang. Setiap hari Sang Raja menanti dan menanti, dan lahirlah Pantai Menganti.
mau ke mana? yuk |
suatu sore |
Menjelang sore bersama kawan |
Pesona Lembah Menguneng
Yang paling membahagiakan pertama bisa menapakkan kaki di Lembah Menguneng. Kedua, saya datang ketika orang-orang sedang kerja, duh senangnya membahagiakan diri sendiri. Di bentangan lembah yang luas, dihiasi juga dengan gazebo yang disewakan. Bagi saya gazebo ini seperti property foto, atau semacam lukisan di suatu pameran yang megah. Lembah Menguneng yang ada di Pantai Menganti seperti di Uluwatu Bali karena memiliki bukit hijau yang menarik.
Wajar orang seperti saya jika melihat Lembah Menguneng seperti lukisan, wajar juga kalau tempat ini menjadi incaran wisatawan lain. Karena lekukan tubuh lembah Menguneng dihiasi dengan hijaunya warna rerumputan. Sayang sekali kami dikejar waktu, jadi jika berlama-lama di sini sembari minum kopi, atau bersenda gurau dengan kawan lebih menyenangkan. Iya, bukan hanya sekadar foto lalu pulang. Tapi tidak masalah, esok semoga kembali lagi.
Jembatan Merah Gebyuran |
yang mau pacaran, bisa sewa gazebo *ditoyor |
yang jomblo, minggir |
surga |
Bermain di
Jembatan Merah Gebyuran
Terkejut kala itu
ketika guide berkata, "setelah ini kita ke jembatan merah," Whats? Jembatan
merah? Tak asing, seperti di kota saya, Surabaya. Di sana juga memiliki
Jembatan Merah yang selalu menjadi jujukan wisatawan jika bertandang ke Kota
Pahlwan. Rupanya di Menganti pun ada jembatan seperti tersebut, namun di
Jembatan Merah Gebyuran lebih romantis, bisa menyaksikan senja di atasnya.
Terlebih lagi jika membawa pasangan ke sana.
Jembatan yang
didominasi dengan warna merah tersebut berbau romantis bagi mereka yang datang
bawa pasangan, pastinya terlebih bahagia daripada yang sendirian luntang
lantung foto pun pakai tripod huhuhuhu. Selain itu bisa menyaksikan senja yang
cepat datang dan pulang.
Namun, kekecewaan
saya ketika di Jembatan Merah, kenapa? Ya,, batrei kamera saya habis. Baru kali
ini ada traveler dan kamera belum di-charge. Udah sedih, LDR pula. *Gak nanya*
Tidak apa, terkadang momen seperti ini adalah jalan untuk kembali lagi. Yeah.
More info:
Pantai Menganti, Karangduwur,
Ayah, Kabupaten Kebumen
Bisa diakses menggunakan mobil
pribadi, motor, ataupun bis
Harga tiket masuk 10 ribu/orang
Tabik, keep exploring!