[BOOK REVIEW] SUPERNOVA #3 PETIR BY DEE
286 pages
Published April
2012 by Bentang Pustaka (first published 2004)
ISBN
978-602-8811-73-6
edition
language: Indonesian
Supernova
Episode : Petir
karya Dee/Dewi
Lestari
Selamat membaca ^^
Better late than never, it’s right?
Kayaknya udah telat banget saya baca buku ini. Karena sudah berpikiran negatif,
akan bahasanya si penulis Ibu Suri alias Dewi Lestari, yang akrab dengan nama
penulisnya Dee. Akhirnya saya menyelesaikan membaca buku ini dalam waktu tiga
puluh empat jam. Bahasanya selalu apik, dan belum membosankan bagi saya yang
membacanya. Petir.
[Sinopsis]-
Tokoh utama
yang bernama Elektra, mempunyai kebiasaan aneh; suka menontoni kilatan
petir. Jika langit mulai ditumpuki awan gelap, dia paling dulu berlari keluar.
Elektra hidup dari dua bersaudara yaitu dengan Watti. Dan ayahnya seorang
tukang listrik miliknya sendiri “Wijaya Elektronik”, yang sudah almarhum karena
terkena struk. Watti menikah dengan Kang Atam ketika Dedi sedang mengerjakan
instalasi listrik untuk proyek bank terbesar di Bandung. Semenjak Dedi
meninggal, Watti hidup bersama suaminya yang bertugas jadi staf medis di
Freeport. Semenjak Watti tinggal bersama suaminya, dan Dedi almarhum, Etra
tinggal sendirian di rumah warisan Dedi. Elektra pun mengawali perkenalan
dengan Ibu Sati seorang yogini, dan
seorang entrepeneur muda urakan bernama Toni alias Mpret.
Etra
bertemu Ibu Sati, karena perkenalannya di toko Ibu Sati, yang menjual berbagai
macam keperluan aneh-aneh. Etra membeli keperluan untuk lamaran kerjanya
menjadi pengajar di STIGAN (Sekolah Tinggi Ilmu Gaib Nasional), baginya lamaran
aneh tersebut bisa mengubah gaya hidupnya yang tiap harinya menjadi Hari Bosan
Nasional. Tidur, bangun, makan Indomie, dan minum Lo Han Guo campur minyak Chiu
lima tetes. Begitu seterusnya. Maka dari itu Etra bersikeras ingin melamar
pekerjaan di STIGAN.
Tidak
hanya mengawali perkenalan dengan Ibu Sati, Etra pun bertemu dengan teman kuliahnya
Betsye; yang memperkenalkannya dengan warnet dan dunianya. Dari yang tidak
paham dengan internet, Etra pun sudah paham dengan email dan sebangsanya. Betsye pun, juga mengenalkan Etra dengan
kawannya Kwoy si penjaga warnet. Tidak hanya Kwoy, Etra pun mulai kenal dengan
Toni alias Mpret. Etra jatuh cinta dengan Mpret sejak awal pertemuan mereka.
Hidup Etra sudah merasa berubah dengan internet, dan Etra pun menjadikan
rumahnya (Eleanor) untuk zona nongkrong, warnet, rental playstation.
Bisnisnya
berkembang pesat, hidup Etra pun benar-benar sudah berubah. Di sepanjang
perjalanan bisnisnya, banyak yang dialami Etra; mulai jatuh sakit, pertikaian
dengan Mpret, dan lainnya. Dan juga sampai bertemu Bong, teman Mpret.
“Kalau
kamu mendengar bunyi guntur di luar sana, artinya ada konflik sedang berusaha
diselesaikan. Tujuh puluh sampai seratus kilatan setiap detiknya di seluruh
bumi. Bayangkan. Alam tidak pernah berhenti membersihkan dirinya. Dan, kalau
kamu sadar bahwa kita sepenuhnya bercermin pada alam, mungkin kamu bisa lebih
mengenali diri kamu sendiri.” –
**
Banyak sesuatu
yang tiba-tiba muncul di buku ini, dari isi hati, humor yang tiba-tiba sangat
lucu, membuat saya terkekeh sendirian. Bahasanya mengalir, tidak seberat yang
saya bayangkan. Banyak yang bilang bukunya Dee itu selalu memuat bahasa yang
berat, maka dari itu saya dulu malas sekali membacanya. Karena saya coba
melihat film pertamanya Dee ‘Supernova’ Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Gila!
Saya mulai kecanduan dengan karyanya.
6 komentar
Di buku pertama surealismenya jauh lebih kental. Petir ga terlalu berat dicerna karena tidak se-sophisticated yang pertama. Dari semua buku Dee yg gue baca beberapa taun lalu, Petir menurut gue yg lebih light.
ReplyDeleteAku belum baca buku-bukunya Ibu Suri, nanti bakal kubaca, Kak. Bikin ketagihan sih :(
DeleteAku paling suka yang Akar :D
ReplyDeleteYaaah, aku belum baca! Nanti bakal kubaca. :D
DeleteKeren kok, gue juga suka bacanya :)
ReplyDeleteJarang lihat postingan kamu ya, Broh. :(
Delete